PADA 26 Desember mendatang, bencana tempa dan tsunami yang melanda Aceh genap 10 tahun. Peristiwa terbesar dalam 40 tahun terakhir sejarah m...
PADA 26 Desember mendatang, bencana tempa dan tsunami yang melanda Aceh genap 10 tahun. Peristiwa terbesar dalam 40 tahun terakhir sejarah manusia itu telah menyebabkan 200 ribu lebih nyawa melayang dan merusak ribuan bangunan akibat dahsyatnya gelombang yang menggulung Bumi Aceh pada Minggu pagi itu. Bencana maha dahsyat ini meninggalkan begitu banyak cerita duka yang takkan pernah lekang dari ingatan masyarakat Aceh. Untuk mengenang peristiwa itu, setiap tahun masyarakat memperingatinya dengan berzikir dan berdoa mengenang keluarga mereka di sejumlah kuburan massal korban tsunami.
Tidak hanya soal linangan air mata atau memori yang terenyuh sepuluh tahun lalu. Tapi bencana tsunami juga menyimpan banyak cerita unik lain yang membuktikan Allah Maha Kuasa atas manusia yang lemah di hadapan-Nya. Berbagai bukti kekuasaan Allah itu bisa dilihat sebagai saksi bisu atas dahsyatnya tsunami melanda Aceh. Seperti kapal raksasa PLTD Apung di Punge Blang Cut yang terdampar sejauh 2 km dari bibir pantai Ulee Lheue. Tidak hanya PLTD Apung, atau kapal nelayan yang terdampar di atap rumah warga di Lampulo.
Dari berbagai literatur yang saya baca, jam dinding ini pertama kali ditemukan Charlie Moet, seorang warga Amerika Serikat dari Operation USA, yaitu sebuah lembaga kemanusiaan yang didirikan para veteran tentara Amerika semasa perang Vietnam. Seminggu pascatsunami, ia bersama para relawan datang ke Aceh dan mengunjungi daratan yang pertama kali disapu gelombang tsunami di kawasan Pantai Ulee Lheue, Banda Aceh. Di dekat bangunan Masjid Baiturrahmin yang masih berdiri kokoh, lelaki berkulit putih ini tiba-tiba melihat sebuah jam yang berlumuran lumpur. Sekilas jarum jam, angka, dan lingkaran bulatan jam itu masih utuh, namun beberapa bagiannya telah copot. Saat kembali ke negaranya, Charlie Moet membawa pulang jam ini ke Amerika Serikat.
Di negara Barrack Obama itu, ternyata jam tersebut mengundang decak kagum awak media dan menjadi headline di media cetak dan elektronik di Amerika dan Eropa. Jam itu dianggap menjadi salah satu bukti saat detik-detik tsunami menerjang Aceh. Semula Charlie juga berencana menyimpan jam ini di museum negaranya. Dalam pengakuannya Charlie tertarik terhadap jam itu karena terlihat tanggalnya menunjukkan pada angka 26, dan pada panel hari menunjukkan tulisan SUN (Sunday/Minggu), sementara jarum jam dinding itu menunjukan pukul 8 pagi lebih 58 menit, dengan jarum pendek hampir menyentuh angka 9 dan jarum panjang pada angka 11 lebih beberapa garis saja. Jam ini setidaknya menunjukkan waktu saat gelobang tsunami mulai menghempas daratan, karena pada saat gempa terjadi, kemungkinan jam ini masih berfungsi.
Pasca maraknya pemberitaan media internasional tentang jam ini, Presiden SBY meminta agar jam yang sudah berada di Amerika itu dapat dipulangkan ke Indonesia dan dikembalikan ke Aceh. Setelah melalui proses yang panjang, Charlie Moet pun bersedia mengembalikan jam itu kepada Pemerintah Indonesia untuk ditempatkan di Museum Tsunami Aceh dengan sejumlah syarat. Persyaratan yang ia minta adalah, jam dinding tua itu harus diberikan ruangan khusus dan tersendiri di dalam Museum Tsunami, diberikan kaca pelindung kedap udara agar bekas-bekas lumpur tsunami yang sudah kering yang melekat pada jam dinding itu tidak hilang dan tetap asli, serta di dalam ruangan diberikan lighting yang dapat menerangi jam tersebut dengan jelas serta diberikan plakat informasi tentang riwayat jam dinding tua itu.
Apa bila persyaratan itu tidak dapat dipenuhi oleh Pemerintah Indonesia, maka Charlie menganggap negaranya adalah tempat yang terbaik dalam memperlakukan benda-benda sejarah dunia. Kuntoro selaku Ketua BRR saat itu menyanggupi persyaratan yang diminta tersebut, bahkan dia telah menyiapkan desain ruangannya.
Singkat cerita akhirnya jam dinding tua itu diterbangkan kembali dari AS ke Jakarta transit via Singapura. Dari Jakarta selanjutnya diterbangkan ke Banda Aceh dan ditempatkan beberapa jam di Kompleks APEC - Radio KISS FM Aceh untuk selanjutnya pada malam hari Charlie Moet bersama tiga rekannya mengantarkan jam dinding tersebut kepada Pak Kunturo di Kantor BRR Lueng Bata, Banda Aceh. Proses serah terima Jam Dinding Tua Ulhee Lhee yang bersejarah itu tersejadi di ruang kerja BRR 1 pada pertengahan tahun 2009.
THANK YOU
Semoga tulisan dari seorang ibu satu anak ini bermanfaat. Terima kasih untuk sobat yang sudah berkunjung ke rumah mungil saya. Komentar kalian semangat saya. Kalau ada saran dan masukan jangan segan untuk disampaikan. Dengan senang hati akan ditanggapi. Happy reading guys.^^
![]() |
Penampakan jam dinding tua saat pertama kali ditemukan Charlie Moet di Pantai Ulee Lheue, Banda Aceh . |
Di antara banyak saksi bisu bencana tsunami tersebut, juga terdapat sebuah jam dinding yang membuat heboh dunia. Bahkan keberadaan jam dinding ini pernah menjadi sorotan dunia internasional sekitaran tahun 2009 lalu. Bahkan Majajah Berita Mingguan TEMPO memuatnya dalam satu rubrik khusus di halaman majalah itu. Jam dinding tersebut sebetulnya tidak terlalu istimewa. Namun yang membuat jam ini menjadi heboh lantara jarum jam itu menunjukkan pukul, tanggal dan hari saat bencana tsunami pertama kali menerjang Aceh pada Minggu 26 Desember 2004.
Tidak ditemukan
![]() |
Charlie memegang jam dinding tua yang ia temukan di PantaiUlee Lheue, Banda Aceh. |
Di negara Barrack Obama itu, ternyata jam tersebut mengundang decak kagum awak media dan menjadi headline di media cetak dan elektronik di Amerika dan Eropa. Jam itu dianggap menjadi salah satu bukti saat detik-detik tsunami menerjang Aceh. Semula Charlie juga berencana menyimpan jam ini di museum negaranya. Dalam pengakuannya Charlie tertarik terhadap jam itu karena terlihat tanggalnya menunjukkan pada angka 26, dan pada panel hari menunjukkan tulisan SUN (Sunday/Minggu), sementara jarum jam dinding itu menunjukan pukul 8 pagi lebih 58 menit, dengan jarum pendek hampir menyentuh angka 9 dan jarum panjang pada angka 11 lebih beberapa garis saja. Jam ini setidaknya menunjukkan waktu saat gelobang tsunami mulai menghempas daratan, karena pada saat gempa terjadi, kemungkinan jam ini masih berfungsi.
Pasca maraknya pemberitaan media internasional tentang jam ini, Presiden SBY meminta agar jam yang sudah berada di Amerika itu dapat dipulangkan ke Indonesia dan dikembalikan ke Aceh. Setelah melalui proses yang panjang, Charlie Moet pun bersedia mengembalikan jam itu kepada Pemerintah Indonesia untuk ditempatkan di Museum Tsunami Aceh dengan sejumlah syarat. Persyaratan yang ia minta adalah, jam dinding tua itu harus diberikan ruangan khusus dan tersendiri di dalam Museum Tsunami, diberikan kaca pelindung kedap udara agar bekas-bekas lumpur tsunami yang sudah kering yang melekat pada jam dinding itu tidak hilang dan tetap asli, serta di dalam ruangan diberikan lighting yang dapat menerangi jam tersebut dengan jelas serta diberikan plakat informasi tentang riwayat jam dinding tua itu.
Apa bila persyaratan itu tidak dapat dipenuhi oleh Pemerintah Indonesia, maka Charlie menganggap negaranya adalah tempat yang terbaik dalam memperlakukan benda-benda sejarah dunia. Kuntoro selaku Ketua BRR saat itu menyanggupi persyaratan yang diminta tersebut, bahkan dia telah menyiapkan desain ruangannya.
![]() |
Proses serah terima jam dinding tua yang ditemukan di Ulee Lheue, Banda Aceh di ruang kerja BRR 1 pertengahan tahun 2009. |
Singkat cerita akhirnya jam dinding tua itu diterbangkan kembali dari AS ke Jakarta transit via Singapura. Dari Jakarta selanjutnya diterbangkan ke Banda Aceh dan ditempatkan beberapa jam di Kompleks APEC - Radio KISS FM Aceh untuk selanjutnya pada malam hari Charlie Moet bersama tiga rekannya mengantarkan jam dinding tersebut kepada Pak Kunturo di Kantor BRR Lueng Bata, Banda Aceh. Proses serah terima Jam Dinding Tua Ulhee Lhee yang bersejarah itu tersejadi di ruang kerja BRR 1 pada pertengahan tahun 2009.
Usai membaca artikel tentang jam tusnami bersejarah ini, yang awalnya saya peroleh dari suami, saya benar-benar ingin melihat jam yang telah menjadi catatan sejarah dunia tersebut. Namun betapa kecewanya, saat Selasa lalu saya datang, jam tersebut ternyata tidak ditemukan di Museum Tsunami Aceh. Karena besarnya rasa penasaran saya, akhirnya saya bertanya kepada petugas tentang keberadaan jam ini. Namun petugas museum yang saya temui juga tidak mengetahuinya. Bahkan petugas mengatakan jam itu memang tidak ada di ruangan pameran benda-benda bersejarah di Museum Tsunami.
Pertanyaannya adalah, lantas dimanakah jam itu sekarang berada? Selaku orang Aceh saya sangat ingin dan berhak mengetahui, karena jam itu adalah bukti sejarah kolektif masyarakat Aceh dan mengandung informasi penting bagi dunia dan generasi Aceh mendatang. Lalu, mungkinkah jam ini sekarang telah dimiliki seseorang dengan cara yang ilegal? Ataukah jam ini sudah diperjualbelikan kepada para kolektor benda bersejarah? Jika memang benar Pemerintah Aceh harus bertindak mencari kembali jam itu, untuk bisa ditempatkan di Museum Tsunami sebagai bukti sejarah mengingatkan anak cucu kita betapa bencana dahsyat tsunami pernah menerjang Aceh pada 2004 silam. Waallahua'lam bhissawab.
Pertanyaannya adalah, lantas dimanakah jam itu sekarang berada? Selaku orang Aceh saya sangat ingin dan berhak mengetahui, karena jam itu adalah bukti sejarah kolektif masyarakat Aceh dan mengandung informasi penting bagi dunia dan generasi Aceh mendatang. Lalu, mungkinkah jam ini sekarang telah dimiliki seseorang dengan cara yang ilegal? Ataukah jam ini sudah diperjualbelikan kepada para kolektor benda bersejarah? Jika memang benar Pemerintah Aceh harus bertindak mencari kembali jam itu, untuk bisa ditempatkan di Museum Tsunami sebagai bukti sejarah mengingatkan anak cucu kita betapa bencana dahsyat tsunami pernah menerjang Aceh pada 2004 silam. Waallahua'lam bhissawab.

Semoga tulisan dari seorang ibu satu anak ini bermanfaat. Terima kasih untuk sobat yang sudah berkunjung ke rumah mungil saya. Komentar kalian semangat saya. Kalau ada saran dan masukan jangan segan untuk disampaikan. Dengan senang hati akan ditanggapi. Happy reading guys.^^
COMMENTS