Menangis umumnya ekspresi atau cara meluapkan emosi kesedihan seseorang. Namun lain halnya bagi bayi. Bayi hanya mengenal satu bahasa...
Menangis umumnya ekspresi atau cara meluapkan emosi kesedihan seseorang. Namun lain halnya bagi bayi. Bayi hanya mengenal satu bahasa, menangis. Karena belum dapat berbicara, maka bayi hanya bisa menangis jika ingin sesuatu. Baik saat haus, lapar, pipis, pup, sakit, atau yang lain-lain, bayi selalu memberi sinyal dengan menangis. Alhasil, saya sebagai orang tua harus peka terhadap keinginan makhluk mungil nan lucu ini.
Di awal-awal masa menjadi orang tua baru saya cukup kewalahan mengartikan bahasa bayi ini. Berbekal cerita dan pengalaman orang lain, saya hanya tahu jika bayi menangis menandakan bahwa ia haus, lapar, atau buang air. Namun ternyata merawat bayi tidak sesimpel itu. Butuh ketelatenan dan pemahaman lebih. Pun, teori dengan prakteknya jauh berbeda.
Bayi, makhluk mungil yang masih begitu rentan kondisinya harus benar-benar dijaga baik. Ia belum memiliki sistem imun dalam tubuhnya, sehingga mudah terserang penyakit. Pastinya setiap orang tua tidak ingin anaknya sakit, termasuk saya tentunya.
![]() |
Rashid tidur saat di bawa ke teras rumah pagi hari. |
Seiring berjalannya waktu, bayi saya yang belum genap berusia dua bulan mulai menunjukkan sikap yang berubah-ubah. Ia mulai bosan jika harus tiduran terus di kasur dan berada dalam kamar. Ia mulai senang digendong dan dibawa berjalan-jalan mengitari rumah. Terlihat dari wajahnya yang tersenyum dan tidak rewel apabila saya menggendongnya dan berpindah dari kamar menuju ruang lainnya.
Ia pun menangis tidak melulu karena merasa haus, lapar, atau buang air. Tetapi juga saat ingin digendong dan merasa kepanasan. Karena tangisannya multitafsir, saya harus pintar-pintar membaca keinginannya. Tidak jarang saya menebak-nebak apa sebenarnya ingin disampaikan.
Waktu terus berlalu. Tidak pernah sebentar pun saya jauh dari bayi saya apabila tidak ada keperluan mendesak. Kebersamaan bersamanya membuat saya mengerti dan banyak belajar hal baru. Tangisan bayi saya sekarang terdengar seperti alunan musik. Meski terkadang saya khawatir jika ia sering menagis, namun terselip rasa senang. Senang karena tangisannya menandakan ia membutuhkan saya.
Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata rasa bahagia saat si kecil terlelap dalam dekapan saya. Ia nyaman berada dekat dengan bundanya. Tidak ada serang pun yang mengerti bagaimana menjadi seorang sampai orang tersebut benar-benar menjadi ibu. Merasakan sendiri menjadi seorang ibu, pantaslah dikatakan jika surga berada di bawah telapak kaki ibu. Kasih sayangnya benar-benar tak terbatas, seperti kata pepatah kasih ibu sepanjang jalan.

Semoga tulisan dari seorang ibu satu anak ini bermanfaat. Terima kasih untuk sobat yang sudah berkunjung ke rumah mungil saya. Komentar kalian semangat saya. Kalau ada saran dan masukan jangan segan untuk disampaikan. Dengan senang hati akan ditanggapi. Happy reading guys.^^
COMMENTS