Pagi tiba lagi. Mentari kembali menyinari belahan bumi tempatku berdiam diri. Sinarnya yang menyilaukan menggodaku untuk merasakannya. ...
Pagi tiba lagi. Mentari kembali menyinari belahan bumi tempatku berdiam diri. Sinarnya yang menyilaukan menggodaku untuk merasakannya. Tapi entah mengapa seolah gaya gravitasi malah semakin kuat menarikku melekat di peraduan. Tubuh terbaring, mata terbuka, pikiran menerawang. Begitulah kunikmati pagi ini.
Tanpa sepatah kata. Hanya hembusan nafas dan bisingnya deru mesin motor dan mobil melaju yang terdengar dari balik dinding kamar. Bahkan bayi mungil ku pun begitu terlelap dalam tidurnya. Biasanya sejak subuh buta ia sudah membangunkanku.
Pagi yang malas. Mungkin itu sebutan yang pas. Ah, sesekali bermalas-malasan tak apa kan. Pun nikmat ini tak selalu bisa kurasakan.
Teng.. Teng.. Teng..
Jam dinding rumahku berbunyi delapan kali. Artinya sudah jam delapan pagi. Tubuh masih terbaring bermandikan cahaya matahari pagi. Pikiranku masih menerawang jauh. Berpikir? Tidak. Toh, sebagai ibu rumah tangga tugas harianku sudah menanti. Mencuci baju, mencuci piring, memasak, beres-beres rumah, dan menjaga anak.
Menerawang, melupakan semua itu sejenak. Aku hanya ingin tenang tanpa ada beban mengganggu pikiran ini. Sebentaaaaaarr saja. Rasanya sangat melegakan.
Pagi ini begitu genit. Godaannya membuatku takluk. Entah apa yang berbeda dengan pagi ini. Hari ini ia begitu manja Kami bercengkrama dalam diam. Tak ada yang tahu. Bahkan diriku, tak tahu sampai kapan kemesraan ini berlanjut.
Temans, selamat pagi. Selamat menjalani hari ini.^^

Semoga tulisan dari seorang ibu satu anak ini bermanfaat. Terima kasih untuk sobat yang sudah berkunjung ke rumah mungil saya. Komentar kalian semangat saya. Kalau ada saran dan masukan jangan segan untuk disampaikan. Dengan senang hati akan ditanggapi. Happy reading guys.^^
COMMENTS