Arsyila, Keponakanku yang Tak Bisa Bahasa Indonesia

Syila memanjat pohon di halaman rumah nenek. Assalamualaikum temans. Kali ini saya ingin bercerita tentang seorang anak perempuan be...

Syila memanjat pohon di halaman rumah nenek.

Assalamualaikum temans. Kali ini saya ingin bercerita tentang seorang anak perempuan berusia 5 tahun. Gadis kecil kelahiran Sigli, Aceh Pidie yang tidak bisa berbicara Bahasa Indonesia. Dia adalah keponakan saya, Arsyila Izzatunnisa.

Berperawakan kurus tinggi serta berkulit coklat, Syila --biasa ia disapa-- lahir melalui proses persalinan caesar. Ia tumbuh di lingkungan yang mayoritas masyarakatnya Berbahasa Aceh, baik dengan anggota keluarga maupun tetangga dan teman-teman. Sesekali ia mengunjungi saya di Banda Aceh. Pun di sini, kami berinteraksi dalam Bahasa Aceh. Alhasil ia jadi tidak cakap Berbahasa Indonesia.

Walau tak bisa Berbahasa Indonesia, tapi Bahasa Acehnya lancar sekali. Sesuatu yang mulai jarang ada di Aceh. Saat ini, mayoritas anak-anak Aceh tidak pintar Berbahasa Aceh meski kedua orang tuanya Aceh tulen. Itu karena sekarang mayoritas para orang tua berbicara Bahasa Indonesia kepada anak-anak mereka, tidak lagi mengajarkan bahasa daerah.

Hobi makan es krim dan bermain sepeda, Syila tumbuh menjadi anak perempuan yang sangat aktif. Rumah yang adem ayem berubah jadi sangat ramai jika dia datang. Ia senang sekali berada di Banda Aceh karena sering dibawa jalan-jalan ke mall yang sekarang lagi hits. Maklum, di daerah tempat ia tinggal tidak seramai di sini.

Anak ini kadang-kadang juga bikin pusing. Maklum lah, anak-anak memiliki mood yang berubah-ubah. Sesekali nurut, menit berikutnya jadi keras kepala. Ia jauh dari kata girly. Ia suka memanjat pohon, dan loncat kesana kemari. Aduuuuuhhh.

Hobi sekali mengganggu pekerjaan kakek.

Di tahun-tahun berikutnya ia tidak akan sering lagi mengunjungi kami seperti sekarang, karena tahun depan ia sudah mulai bersekolah. Ia mungkin akan kembali mengunjungi saya, nenek, dan kakek saat libur sekolah. Meski terkadang bandel dan keras kepala, tapi keponakanku yang satu ini selalu bikin kangen.

Adek Rashid & kakak Syila.

Share:

Facebook Google+ Twitter

THANK YOU
Semoga tulisan dari seorang ibu satu anak ini bermanfaat. Terima kasih untuk sobat yang sudah berkunjung ke rumah mungil saya. Komentar kalian semangat saya. Kalau ada saran dan masukan jangan segan untuk disampaikan. Dengan senang hati akan ditanggapi. Happy reading guys.^^