Keluarga kecilku. Abu, Rashid, dan Bunda. BULAN ramadhan yang penuh berkah kembali menghampiri umat muslim di seluruh dunia. Alha...
![]() |
Keluarga kecilku. Abu, Rashid, dan Bunda. |
Bahagia sudah tentu. Namun ada yang berbeda. Tahun ini saya tidak dapat beribadah full seperti tahun-tahun sebelum menjadi ibu. Ramadhan tahun ini saya tidak ikut shalat taraweh berjamaah di masjid sebagaimana yang saya lakoni di tahun-tahun sebelumnya. Karena anak saya masih kecil, jadi saya beribadah di rumah saja.
Tidak hanya itu, bahkan ramadhan yang seharusnya diisi dengan ibadah wajib berpuasa tidak bisa saya penuhi. Tahun ini saya absen berpuasa karena masih menyusui Rashid. Di usianya yang sudah 10 bulan, Rashid sudah mulai mengonsumsi Makanan Pendamping ASI (MPASI). Itu artinya Rashid tidak lagi bergantung sepenuhnya pada saya meski ia juga cukup kuat nyusunya. Hal itu membuat saya yakin bisa menjalani puasa tahun ini tanpa kendala.
![]() |
source: here |
Namun kenyataan berkata lain. Tiga hari pertama saya berpuasa full. Pada hari pertama dan kedua tidak ada kendala sama sekali. Namun di hari ketiga, tubuh saya sangat lemas dan perut terasa pedis sekali. Meski begitu, saya tetap kekeuh menjalankan puasa hingga beduk tiba. Karena merasa tubuh saya tidak baik-baik saja, saya memutuskan untuk tidak berpuasa di hari keempat. Karena tubuh masih belum begitu fit, di hari kelima pun saya tidak berpuasa. Baru di hari keenam saya kembali berpuasa karena stamina sudah kembali pulih.
Berpikir kondisi saya sudah sehat dan fit, harusnya puasa keenam dapat dilalui dengan baik. Tapi hari keenam justru saya jalani dengan sangat berat. Tidak tahu mengapa tenaga saya seolah hilang. Perut saya pedis dan sesekali terasa seperti diperas. Hari sudah lepas Zuhur. Saya memutuskan bertahan sampai waktu berbuka. Sayang kan sudah puasa lebih dari setengah hari tapi harus batal. Akhirnya saya berhasil bertahan satu hari penuh tanpa makan dan minum dengan tenaga seadanya. Tapi setelah berbuka saya harus bolak balik ke kamar mandi karena setelah makan saya diare.
Saya sadar sekarang sudah tidak hidup sendiri dan tidak boleh memikirkan kepentingan sendiri. Saya punya anak yang harus dirawat dan dijaga. Diusianya yang ke-10 bulan, Rashid sedang aktif-aktifnya bergerak. Saat ini ia sedang belajar berdiri. Sebagai ibu yang menjaganya, saya juga butuh tenaga ekstra karena Rashid semakin tidak bisa diam. Alhamdulillah nafsu makan dan menyusunya bagus. Fokus saya adalah bagaimana agar Rashid mendapatkan asupan makanan dan minuman yang baik dan bergizi. Selain itu saya juga harus menjaga kondisi tubuh agar tidak sampai tumbang. Kalau saya sakit maka semuanya jadi repot. Ujung-ujungnya Rashid juga yang jadi korban.
![]() |
Rashid kelelahan usai bermain. |
Alhamdulillah suami mengerti kondisi saya dan ia tidak keberatan jika saya absen berpuasa dulu untuk beberapa hari atau bahkan untuk seterusnya. Dalam Islam pun ada keringanan bagi ibu hamil dan menyusui untuk tidak berpuasa. Tapi paling tidak saya sudah mencoba. Walapun begitu, ramadhan ini masih dapat saya isi dengan ibadah lainnya.
Bagi para wanita yang sedang hamil dan ibu menyusui yang tak sanggup berpuasa, bukan berarti kita tidak bisa ikut beribadah dan beramal. Masih banyak ibadah dan kebaikan yang dapat kita amalkan. Keep fighting moms!

Semoga tulisan dari seorang ibu satu anak ini bermanfaat. Terima kasih untuk sobat yang sudah berkunjung ke rumah mungil saya. Komentar kalian semangat saya. Kalau ada saran dan masukan jangan segan untuk disampaikan. Dengan senang hati akan ditanggapi. Happy reading guys.^^
COMMENTS