Assalamualaikum bloggers. Bagaimana kabarnya? Mudah-mudahan senantiasa sehat dalam lindungan Allah swt. Pada tulisan kali ini saya in...
Saya menyadari memberi ASI pada anak bukanlah hal yang mudah. Banyak faktor yang mempengaruhi psikologi ibu baru melahirkan. Ada rasa lelah, ketakutan, baby blue syndrome, termasuk merasakan tekanan dari dalam keluarga sendiri.
Seperti kita tahu, Organisasi PBB Bidang Kesehatan World Health Organization (WHO) sudah menetapkan ASI sebagai sumber gizi pertama dan terbaik bagi bayi. Apalagi sekarang bayi diharuskan mendapat ASI eksklusif (tidak mengonsumsi makanan lain) selama 6 bulan. Menyadari pentingnya ASI bagi bayi, jauh-jauh hari sebelum melahirkan saya giat mencari informasi seputar ASI. Saya dan suami juga berencana memberi ASI sebagai asupan makanan bayi kami hingga dua tahun ke depan. Alhamdulillah dukungan suami benar-benar membuat saya kuat menjalani masa-masa sulit di awal menyusui.
***
Setahun lalu
Rashid lahir pada Kamis, 7 Agustus 2015 pukul 23.45 WIB. Setelah proses persalinan selesai, dokter mengatakan saya harus istirahat di ruang perawatan. Sementara Rashid tinggal di ruangan bayi. Dokter mengatakan bayi yang lahir di rumah sakit, semuanya akan diberikan susu formula pada awal kelahirannya. Mendengar ucapan dokter, harapan saya untuk memberi ASI full tanpa susu formula pupus sudah. Apa boleh buat, saat itu memang ASI saya masih belum keluar dan tidak tega rasanya membiarkan bayi saya tidak mendapat asupan apapun semalaman.
Akhirnya saya berkata dalam hati dan meyakinkan diri jika diberi sedikit susu formula tentu tidak akan apa-apa. Namun saya tetap pada niat awal, menyusui Rashid hingga usianya dua tahun adalah pilihan terbaik. Tapi sampai sekarang saya sebenarnya masih penasaran apa Rashid malam itu benar-benar diberi susu formula atau tidak, karena saya tidak melihatnya sendiri.
***
Keesokan paginya pukul 09.00 WIB perawat rumah sakit menyerahkan si kecil dalam kondisi sudah dimandikan dan dibedung. Bahagia sekali rasanya melihat bayi yang lahir selamat dan sehat. Segera setelah itu, saya mulai menyusui Rashid untuk pertama kali. Tapi betapa gundah dan luluhnya hati ini setelah mengetahui puting yang dihisap si kecil tidak mengeluarkan susu sedikit pun. Menurut dokter, meskipun ASI saya belum keluar, si ibu tetap harus menyusui untuk merangsang ASI agar cepat keluar dan melatih bayi menyusu.
Hari-hari setelah melahirkan, saya sempat khawatir. Karena setahu saya apabila bayi lama tidak diberi susu maka kondisi tubuhnya akan kuning. Saya bingung. Saat itu timbul niat ingin memberi susu formula untuk si kecil sambil menunggu ASI keluar. Memang menurut ilmu medis bayi yang baru lahir bisa bertahan sampai tiga hari tanpa mengonsumsi apa pun, tapi saya tetap ragu tentang hal itu.
Hari menjelang sore. Kami bersiap-siap pulang, tinggal menunggu urusan administrasi rumah sakit selesai. Hingga sore hari setelah kami berada di rumah, ASI yang saya tunggu-tunggu belum juga keluar. Bayi saya mulai menangis. Sepertinya ia mulai kesal karena capek mengisap puting PD yang kosong. Tangisannya khas anak bayi dan kencang sekali. Ibu saya mengatakan dia haus. Saya jadi sedih melihat bayi mungil saya menangis sementara saya belum bisa menyusuinya. Ibu saya menyarankan untuk memberinya susu formula.
"Kasihan kan si adek kehausan," kata ibu.
Saya jadi makin bingung. Di satu sisi saya masih bertekad memberinya ASI. Di sisi lain tidak mungkin juga membiarkan ia menunggu ASI saya yang belum tahu kapan keluarnya. Mau kehausan sampai kapan si kecilku ini? pikir saya waktu itu.
Setelah bertanya pada teman-teman yang sudah pengalaman dan saya juga tidak tega melihat si kecil menangis terus, akhirnya kami memberinya susu formula. Kata petugas apotek tempat kami membeli susu, untuk bayi yang lahir cukup memberi susu sebanyak 100cc sekali minum. Karena bayi yang baru lahir lambungnya masih sangat kecil.
Setelah mendapat asupan susu, si kecil tidak menangis lagi dan bisa tidur pulas. Saya pun jadi sedikit tenang, meski masih memikirkan kapan ya ASI saya keluar. Saya sudah tidak sabar untuk menyusui si kecil.
***
ASI akhirnya keluar
Alhamdulillah, pada hari kedua setelah melahirkan, Allah swt mengabulkan harapan saya. ASI saya akhirnya keluar. Sejak saat itu ASI saya terus berproduksi sedikit demi sedikit. Si kecil pun mulai menyusu langsung. Sejak saat itu bahagianya rasanya. Saya merasa benar-benar menjadi seorang ibu dan wanita sempurna.
Sementara di hari-hari pertama kelahirannya, rumah kami jadi punya aktivitas baru. Setiap pagi Rashid dimandikan dan dibedong. Kami juga harus selalu mengganti popoknya yang basah karena pipis dan pup. Tiga hari pertama, Rashid dimandikan bidan. Hari berikutnya dimandikan neneknya. karena saya belum bisa banyak bergerak usai melahirkan.
Sedangkan saya menjalani ritual layaknya ibu-ibu yang baru siap melahirkan. Seperti mandi, memakai parem di seluruh badan, pilis di dahi, dan melilitkan bengkong di perut. Badan saya juga diurut, untuk melonggarkan otot-otot yang kaku dan merilekskan badan usai proses persalinan.
Selesai menjalani semua aktivitas baru, saya dan suami menunggui si kecil yang terlelap di kasurnya. Rasanya senang saja memandangi anggota baru keluarga kecil kami. Gemeeeeess!!!
![]() |
Rashid usia 5 bulan. Mengonsumsi ASI membuat berat badan Rashid naik signifikan. |
***
Dukungan keluarga
Seperti kebanyakan permasalahan yang terjadi, ibu menyusui benar-benar butuh dukungan keluarga. Awal-awal masa menyusui terkadang bisa menjadi momen yang amat menyiksa, seperti yang saya alami. Produksi ASI saya di awal sangat banyak, sementara Rashid minumnya masih sedikit. Alhasil PD saya bengkak dan nyeri sekali. Untuk mengurangi rasa sakit PD harus dikompres dan dipompa, agar ASI tidak terlalu memenuhi ruang di PD.
Selain itu, hal berat lain yang rasakan adalah kurangnya istirahat. Sejak hari pertama melahirkan saya selalu begadang semalaman, karena Rashid hampir setiap 30 menit sekali menyusu. Saya pun menyiasatinya dengan mempompa dan menyimpan ASI untuk Rashid. Jadi saya bisa beristirahat sementara Rashid dijaga Abu atau nenek.
![]() |
ASI yang saya pompa untuk Rashid. ASI yang dipompa dapat bertahan selama 4-6 jam pada suhu ruangan. Saya biasanya memompa ASI saat akan beristirahat. |
Rashid tumbuh sehat dan semakin menggemaskan. Bahagia rasanya keinginan saya menyusui Rashid tercapai. Tapi ya ada-ada saja kejadian yang tidak diinginkan. Kali ini ayah saya menyarankan untuk memberi Rashid susu formula dan makanan pendamping. Karena semakin hari Rashid semakin tumbuh dan berkembang. Jadi butuh asupan makanan tambahan. Jelas saran itu saya tolak karena Rashid belum genap berusia 6 bulan waktu itu dan saya tidak mau ambil risiko.
Beliau pun menyarankan hal itu berdasarkan pengalaman membesarkan saya dan dua saudara saya dulu. Untuk hal ini, tidak jarang saya dan ayah berdebat mempertahankan pendapat masing-masing. Butuh perjuangan keras juga meyakinkan ayah jika bayi yang belum berusia 6 bulan cukup diberi ASI saja. Beruntung saya didukung penuh oleh suami dan ibu. Jadi masa-masa sulit dan perselisihan itu bisa terlewati dengan baik.
***
Setahun usia Rashid
![]() |
Rashid usia satu sedang bermain di Lapangan Blang Padang Banda Aceh usai upacara bendera 17 Agustus 2016. |
Sekarang Rashid sudah berusia satu tahun dan masih terus menyusui ASI tanpa bantuan susu formula. Dia juga sudah mulai mengonsumsi makanan pendamping ASI. Bersyukur juga hingga saat ini ASI saya masih lancar dan mencukupi kebutuhan Rashid. Butuh usaha keras untuk sampai ke tahap ini. Sebagai ibu menyusui, saya harus memperhatikan asupan makanan yang saya konsumsi.
***
Tips memperlancar ASI
Nah, ini ada beberapa hal yang saya lakukan sesuai saran dokter agar produksi ASI lancar.
- Makan Teratur
Sejak menyusui, jadwal makan saya jadi lebih banyak. Kalau dulu saya biasa makan 3 kali sehari, sekarang bisa sampai 5-6 kali sehari. Menyusui itu butuh banyak asupan makan, apalagi di masa menyusui eksklusif selama 6 bulan. Selama menyusui saya sering merasa lapar dan haus. Jadi harus selalu menyetok makanan tambaha selain nasi, seperti roti dan susu.
- Perbanyak Makan Sayur dan Buah
Asupan gizi ibu menyusui benar-benar harus diperhatikan. Jadi konsumsilah makanan yang mengandung vitamin, zat besi, protein, serat, dan lemak. Semuanya harus dikonsumsi secara seimbang, tidak boleh berlebihan juga. Selama menyusui saya sering makan sayur bening seperti bayam dan sop. Saya menghindari makanan pedas dan bersantan. Kalau kata dokter, ibu yang baru melahirkan apalagi menyusui butuh banyak makan makanan bergizi, karena ibu dalam proses penyembuhan dan bayi dalam proses pertumbuhan.
- Minum Susu Khusus Ibu Menyusui
Sampai sekarang saya masih terus minum susu khusus ibu menyusui. Susu ini berfungsi membantu memperlancar produksi ASI dan membuat rasa ASI jadi enak (katanya gitu). Kalau buat saya, susu berguna sekali karena mengenyangkan. Biasanya saya minum susu menyusui di sela-sela waktu makan, seperti saat brunch (antara sarapan dan makan siang) dan setelah menjelang tidur malam. Ada banyak pilihan susu ibu menyusui yang dijual. Tinggal pilih sesuai selera saja.
- Minum Jamu
Ini salah satu cara tradisional yang bisa diterapkan ibu menyusui, kecuali bagi mereka yang tidak suka jamu. Kalau saya termasuk suka minum jamu, tapi jamu tradisional bukan kemasan. Kata si mbak, jamu beras kencur bagus untuk ASI. Bisa bikin rasa ASI lebih enak. Pun jamu tradisional bagus untuk kesehatan dan bebas bahan kimia.
- Be Happy, Don’t be Stress
Ini poin penting. Ibu menyusui itu harus bahagia, tidak boleh banyak pikiran dan stres, karena itu berpengaruh pada produksi ASI. Selain itu, ibu menyusui yang stres juga bisa membuat bayi ikutan stres dan tidak nyaman. Penting bagi suami dan keluarga mengetahui psikologi ibu melahirkan dan membuatnya nyaman.
- Istirahat Cukup
Menjalani proses persalinan membutuhkan tenaga besar. Karenanya ibu yang baru melahirkan harus banyak istirahat. Pengalaman saya, sangat susah istirahat di awal-awal masa pasca melahirkan. Itu karena bayi saya sebentar-sebentar menyusu dan saya tidak bisa benar-benar istirahat sampai puas. Bayi saya termasuk kuat menyusuinya. Seperti cerita di atas, bayi saya selalu bangun karena haus setiap 30 menit sekali. Jadi saya paling lama hanya bisa tidur 30 menit. Untuk menyiasatinya, ASI saya pompa dan simpan di botol susu. Setelah itu si kecil dijaga nenek dan saya tidur. Kalau si kecil haus, tinggal minumkan ASI yang sudah dipompa. Ini sangat membantu saya. Jadi saya bisa istirahat selama dua jam. Lumayanlah untuk proses pemulihan tenaga pascamelahirkan. Sehari saya biasanya pompa ASI sebanyak 2-3 kali.
***
Nah, itu cerita perjuangan menyususi saya. Kalau sekarang, saat Rashid sudah berusia satu tahun proses menyusui sudah lebih ringan. Karena Rashid mulai bisa makan banyak jenis makanan pendamping ASI. Di malam hari pun Rashid menyusui 2-3 kali. Jadi tidak sampai begadang semalaman seperti saat baru lahir.
Sekarang Rashid sudah mulai bisa duduk dan merangkak. Ia senang berkeliling rumah dan mengambil apapun yang ada di dekatnya. Ia juga sudah mulai belajar berdiri dan berjalan. Ocehannya pun semakin banyak dan suaranya besar kalau biacara. Saya akan terus menyusui Rashid hingga usianya dua tahun.
![]() |
Rashid yang sedang belajar berdiri dan berjalan. |
Menyusui memang tidak mudah. Banyak kendala yang harus dilalui dan benar-benar butuh dukungan keluarga. Tapi bagi ibu dan calon ibu jangan pernah menyerah karena ASI adalah asupan gizi terbaik bagi anak. Saya merasakannya sendiri manfaatnya. Anak yang diberi ASI memiliki hubungan yang lebih dekat dengan ibunya, tidak mudah sakit dan rewel.
Jadi mulai sekarang ayo kita, para ibu menciptakan generasi yang sehat dan cerdas melalui asupan makanan bergizi, dimulai dari pemberian ASI. Jadi semangat terus ya menyusuinya. Kita pasti bisa.(*)

Semoga tulisan dari seorang ibu satu anak ini bermanfaat. Terima kasih untuk sobat yang sudah berkunjung ke rumah mungil saya. Komentar kalian semangat saya. Kalau ada saran dan masukan jangan segan untuk disampaikan. Dengan senang hati akan ditanggapi. Happy reading guys.^^
COMMENTS